INDONESIA memang saat ini tengah berjuang untuk mengatasi persebaran virus Covid-19. Memang, virus Covid-19 lebih mudah menular dibandingkan kuman lainnya, tapi bukan berarti kuman lain tidak berbahaya.
Kuman atau germpada sendiri adalah istilah umum untuk mendeskripsikan suatu organisme mikroskopis. Kuman bisa berupa virus, bakteri, jamur atau parasit dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit berbahaya, salah satunya adalah meningitis.
Meningitis disebut juga dengan radang selaput otak. Beberapa gejala umum dari meningitis adalah sakit kepala, demam, dan leher kaku (kaku kuduk). Penyakit ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus, tapi bisa juga diakibatkan oleh infeksi bakteri, jamur atau parasit.
Virus, bakteri, jamur, atau parasit penyebab meningitis bisa masuk ke tubuh lewat kontak jarak dekat dengan pasien lain atau lingkungan yang tidak bersih. Ditambah dengan daya tahan tubuh yang lemah, semakin tinggi pula risiko penularan penyakit tersebut.
Virus dapat berpindah lewat batuk dan bersin, meski tidak berkontak. Sedangkan bakteri, ia hanya dapat berpindah apabila Anda sudah berkontak dekat dengan orang yang sakit terlebih dahulu. Makin cepat diobati, makin besar pula kesempatan Anda sembuh. Pengobatan yang diberikan dokter tentunya tergantung dari penyebabnya.
Nah, Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Vonny Ingkiriwang, Sp.A. menyebut kaku pada leher menjadi salah satu tanda khas kala seseorang termasuk pada anak mengalami meningitis.
"Yang khas karena ini menyerang ke selaput otak, kita bisa lihat adanya kaku pada leher. Kalau kita menekukkan kepala sambil dia rebah, tidak bisa, karena terjadi kekakuan. Di sini kita bisa menduga anak sudah mengalami meningitis dan ini sangat berat," kata dia seperti dilansir dari Antara.
Gejala meningitis juga bisa terlihat dari sulitnya pasien melihat sinar dan merasa silau, terlihat seperti bingung karena infeksi di kepalanya menyebabkan sakit kepala berat dan terkena demam tinggi. "Untuk memastikannya biasanya kami melakukan pemeriksaan cairan sumsum tulang," tutur Vonny.
Meningitis merupakan peradangan pada cairan dan selaput (meninges) yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang Anda, salah satu penyebabnya bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) yang juga bisa menyebabkan pneumonia bila menyerang paru.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan pulmonologi dr. Herikurniawan Sp.PD, KP, FINASIM mengatakan, bakteri Streptococcus pneumoniae normalnya berada di hidung dan tenggorokan. Tetapi saat dia keluar misalnya teraspirasi masuk ke dalam paru-paru maka menyebabkan terjadinya pneumonia.
"Kalau bakteri masuk ke darah mampir ke selaput otak menyebabkan meningitis. Kalau masuk ke telinga menyebakan infeksi pada telinga," kata dia yang yang berpraktik di RSCM-FKUI itu.
Follow Berita Okezone di Google News