Seorang ibu di Inggris tiba-tiba tidak bisa mencium bau kotoran di popok bayinya. Ia pun mencoba mengendus berbagai benda dengan bau menyengat lainnya, seperti bawang, shampo sampai pasta gigi. Sia-sia, lubang hidungnya seperti disumbat sesuatu. Gejala lainnya, ia tidak mampu merasakan nikmatnya makanan. Lidahnya kebas.
Setelah memeriksakan diri ke dokter, sang perempuan tadi divonis positif Corona Virus Disease (COVID-19). Dalam istilah medis, kondisi indera penciuman tidak mampu mengenali bebauan dikenal dengan sebutan anosmia. Sedangkan menurunnya kemampuan mengecap rasa disebut ageusia.
Temuan sekelompok dokter spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan) ini dipublikasikan sebagai tanda-tanda baru seseorang terpapar infeksi COVID-19. Para pakar ini meminta orang yang mengalami dua gejala tersebut mengisolasi diri selama tujuh hari.
“Kita ingin memperingatkan masyarakat adanya gejala infeksi baru dan mereka harus mau mengisolasi diri jika mengalami dua gejala tadi untuk mengurangi transmisi virus dan nyawa mereka terselamatkan," jelas Ketua Asosiasi Rinologis Inggris Prof. Claire Hopkins dilansir dari New York Times, Selasa (24/3/2020).
(Baca Juga: Lakukan 6 Hal Ini jika Anda Mengalami Gejala Mirip Virus Corona)
Hopkins dan koleganya dari Asosiasi Dokter THT Inggris Nirmal Kumar telah merilis pernyataan resmi terkait dua gejala baru COVID-19 agar para dokter cepat mendeteksi penyakit yang berawal dari Wuhan, China tersebut. Jika kedua gejala tadi sudah terlihat, Hopkins berharap para dokter THT menghindari pemeriksaan endoskopi di hidung dan tenggorokan yang berisiko timbul percikan air liur.
Gejala anosmia ternyata juga ditemui di Korea Selatan yang menjadi negara lima besar terpapar COVID-19. Sebuah penelitian dari Korea Selatan menyebutkan, sebanyak 30 persen dari 2.000 pasien dengan status positif COVID-19 mengalami anosmia sebagai gejala primer.
(Baca Juga: Anak Muda Bisa Kena Covid-19 Tanpa Gejala, Orangtuanya Risiko Jadi Korban)
Menanggapi temuan di Inggris dan Korea Selatan, asisten profesor ahli otolarinologi Rutgers, Dr. Rachel Kaye menyebutkan, masih banyak dokter yang belum tersosialisasi gejala anosmia sebagai penanda positif COVID-29. "Karena ketidaktahuan inilah banyak orang tidak mengarantina dirinya dan menyebarkannya sebagai pembawa virus (carrier)," cetus Kaye.
Follow Berita Okezone di Google News