Masalah yang dihadapi sekarang ini adalah kurangnya perhatian masyarakat terhadap pemakaian masker saat berada di luar rumah. Padahal, masalah ini memperburuk upaya menekan penyebaran virus corona yang sudah membunuh 9.977 orang Indonesia sampai 23 September 2020.
Tindakan tegas seperti pemberian sanksi denda pun rasanya belum membuat masyarakat sadar akan pentingnya pakai masker. Bahkan, Dokter Tirta menilai keputusan untuk memberikan denda pada orang yang tidak pakai masker hanya akan menciptakan kebiasaan baru yaitu pakai masker jika ada razia saja. Tidak benar-benar dipahami sebagai bentuk perlindungan diri dari bahaya wabah.
Lantas, upaya apa yang bisa dilakukan agar masyarakat sadar pentingnya penggunaan masker? Perlukah menakut-nakuti masyarakat agar rasa kepedulian pada diri sendiri muncul?
Baca Juga : Cantiknya Nia Ramadhani Pakai Gaun Kuning, Netizen: Mirip Bunda Rita Sugiarto
Diterangkan Julia Marcus, asisten profesor di Harvard Medical School yang berspesialisasi dalam pencegahan HIV, keliru ketika penentu keputusan menyadarkan pentingnya penggunaan dengan menakut-nakuti masyarakat.
"Saat kami memberi tahu orang-orang dengan kalimat 'Jika Anda tidak suka memakai masker, Anda akan tahu tidak enaknya menggunakan ventilator'. Pesan semacam ini tidak terlalu efektif," kata Marcus, menurut laporan Politico.
Buruknya, ketika orang yang tidak pakai masker tidak terpapar Covid-19 dan dia meyakinkan orang lain kalau efek buruk itu tidak nyata. "Ini juga yang membuat ajakan penggunaaan kondom tidak berhasil di masyarakat," sambungnya.
Follow Berita Okezone di Google News