Secara terpisah, Okezone coba menanyakan kebenaran pesan tersebut pada Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Indah Fitriani, SpPD, dan menurutnya, kasus Covid-19 tak bisa menggunakan teori viral load tersebut.
"Sebenarnya masalah viral load ini masih hangat jadi perbincangan di kalangan kami. Untuk kasus Covid-19, tingginya viral load ternyata tidak otomatis sejalan dengan tingkat keparahan penyakitnya. Di China memang ada penelitian yg membuktikan begitu, viral load tinggi, penyakitnya berat. Tapi di negara lain ternyata tidak berbanding lurus korelasinya," papar dr Indah saat diwawancarai Okezone, Senin (13/7/2020).
Baca Juga: Sekolah Mulai Kembali, PMI Ingatkan Jangan Sampai Jadi Kluster Baru
"Masih ada faktor X yang sampai sekarang masih terus diteliti. Jadi, bisa dibilang viral load atau jumlah virus dalam tubuh pasien Covid-19 tak bisa menentukan keparahan kondisi kesehatan pasien," tegasnya.
Dokter Indah menerangkan, viral load itu terbukti benar pada kasus MERS ataupun SARS. Tapi, sekali lagi, kalau untuk Covid-19, masih perlu penelitian lebih lanjut.
"Kalau untuk MERS dan SARS, iya memang terbukti begitu. Viral load tinggi maka derajat keparahan penyakit tinggi. Tapi untuk Covid-19, masih debatable sampai sekarang," sambung dia.
Sekolah Mulai Kembali, PMI Ingatkan Jangan Sampai Jadi Kluster Baru
Follow Berita Okezone di Google News
(dwk)