Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh belahan dunia berdampak besar pada seluruh kehidupan kita. Terlebih pada beberapa negara yang dekat dengan Wuhan, epicentrum, tempat pertama kali Covid-19 menyebar. Salah satu negara yang dekat dengan Wuhan, adalah Taiwan.
Nah, kali ini mahasiswi Indonesia di International Management (IIMBA) National Cheng Kung University, Talitha Edrea, membagikan pengalamannya saat melakukan studi di Taiwan.
Berdasarkan pengamatan Talitha, terlihat keseriusan pemerintah Taiwan menangani virus Corona yang menyerang sistem pernapasan ini. Dan fakta menunjukkan, warga Taiwan sangat patuh praktikkan protokol kesehatan mulai dari cuci tangan, cek suhu tubuh dan penggunaan masker. Hasilnya sangat nyata, Taiwan berhasil memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di negara kecil itu.
“Pemerintah mengatur pembelian masker. Jadi dalam seminggu seseorang diberi jatah tiga masker seharga 50 NTD (setara dengan Rp23 ribu). Cara pembeliannya dengan menunjukkan National Insurance Card atau passport. Nantinya NHI/Paspor menentukan waktu atau hari seseorang bisa membeli masker,” jelas Talitha saat dihubungi Okezone, Jumat (5/6/2020).
(Baca Juga : Curhat Seorang Karyawan Habiskan Rp90 Ribu Per Hari untuk ke Kantor saat PSBB)
#衛福編編報報 #英文版
❗Taiwan Centers for Disease Control (Taiwan CDC) reports no new confirmed cases on June 5❗https://t.co/Rx9naq2ZoK#TaiwanCanHelp#TaiwanIsHelping#2019nCoV#COVID19#MOHW_Taiwan pic.twitter.com/CxxXpVEYTl— MOHW of Taiwan (@MOHW_Taiwan) June 5, 2020
Talitha mengatakan pemerintah Taiwan sengaja melakukan pengaturan pembelian masker dengan metode ganjil dan genap untuk menghindari antrian dan penimbunan supaya semua warga bisa memiliki jatah masker dengan cukup.
“Uniknya seseorang bisa mengecek stok masker di beberapa apotik sekitar, pakai aplikasi. Lewat aplikasi tersebut akan memudahkan setiap warga membeli masker. Pada Mei 2020, misalnya setiap warga dapat jatah sembilan masker per dua minggu. Dan kita tak perlu antri ganjil-genap,” lanjutnya.
Follow Berita Okezone di Google News