PANDEMI Covid-19 sudah berlangsung dua tahun, tentu membuat masyarakat harus terbiasa dengan kehidupan baru. Penerapan protokol kesehatan menjadi gaya hidup masyarakat yang tak bisa ditinggalkan.
Dr. Sri Rohyanti Zulaikha, S.Ag., SIP., M.Si dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengatakan, masyarakat Indonesia sedang ada di masa transisi dan memasuki kehidupan baru. Misalnya kalau dulu pakai masker juga rajin cuci tangan dulu tabu, sekarang jadi kebiasaan.
"Untuk apa sih sebenarnya, ya menangani aspek kesehatan dan sosial ekonomi," katanya dalam Dialog Forum Solidaritas Kemanusiaan-Kebisaaan Baru Berbasis Lokalitas, Sabtu 28 Agustus 2021.
Follow Berita Okezone di Google News
Dia menambahkan, semua pola hidup kini jadi berubah, dari proses kelahiran kehidupan dan kematian. Masyarakat dari segala unsur harus menaati kebiasaan baru ini.
"Karena Covid-19 tidak akan hilang, kita hidup berdamai dengan keadaan. Pola keadaan masyarakat juga bisa berbasis lokalitas dan kearifan lokal," kata dia.
Sri mengatakan, gerakan kebiasaan baru berbasis kearifan lokal ini basisnya tiap daerah berbeda-beda. Adaptasi kebiasaan baru kearifan lokal ini juga dialami banyak sektor.
Misalnya kebiasaan di kantor, dari disinfektan cuci tangan dan cegah kerumunan selalu ada. Kebiasaan bekerja terbagi dua yaitu, bekerja di kantor dan bekerja dari rumah.
Kemudian juga merambah ke pendidikan, sekarang siswa sekolah dasar hingga mahasiswa juga belajar daring.
Di samping itu, keberhasilan pandemi berbasis masyarakat dimulai dari keluarga. Sehingga akan timbul kesadaran kolektif dari protokol Covid-19.
"Sekarang masker wajib, juga vaksin sekarang sangat penting. Ke mal saja sekarang menunjukkan surat vaksin. Dulu kebiasaan ini tak pernah dibayangkan, tapi sekarang jadi kebiasaan baru," tutup dia.
