Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Misteri Warga Bali Dianggap Kebal Virus Corona

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Sabtu 18 April 2020 21:19 WIB
https: img.okezone.com content 2020 04 18 620 2201375 misteri-warga-bali-dianggap-kebal-virus-corona-cPWlU8zz93.jpg
A A A

Jadi, setelah pemerintah mengimbau untuk tidak keluar rumah jika tidak darurat, hukum adat pun mengatur hal demikian. Peraturan ini muncul di momen rentetan upacara sebelum nyepi.

"Peraturan itu sempat menimbulkan pro dan kontra, karena berbarengan dengan rentetan sebelum upacara nyepi. Tapi, warga Bali mengiyakan demi keselamatan bersama," terangnya melalui pesan singkat, Sabtu (18/4/2020).

Dengan aturan tak boleh keluar rumah, alhasil upacara melasti, pengrupukan dilakukan di rumah saja. Upacara hanya dilaksanakan pemangku dan beberapa perangkat desa.

Setelah nyepi berlalu, sambung Dista, muncul imbauan baru yang mengharuskan warga Bali untuk tidak keluar rumah satu hari lagi. "Ya, bisa dibilang semacam nyepi extend. Kita nggak boleh ke luar rumah, tapi tidak menyepi," terangnya.

Di momen 'nyepi extend' ini, ternyata 'kulkul' yang disakralkan atau disucikan di daerah tersebut berbunyi. Warga Bali percaya, ketika 'kulkul' dikumandangkan, ada bencana di sana. "Persis seperti waktu bom Bali, 'kulkul' pun berbunyi," cerita Dista.

Tidak hanya bunyi 'kulkul', pemangku di Bali pun memberitahu bahwa ada 'pawisik' atau pesan dari yang beristana di alam sana untuk menghaturkan beberapa sesajen dengan tujuan menolak bala. Perintah itu ialah memasang sajen berupa pandan berduri, yang ditusuk bawang dan cabai. Lalu, ada kapur sirih yang dioles membentuk tanda 'plus'. 'Benda' ini dipasang di gerbang rumah.

"Selain itu, ada ritual tambahan yang disarankan pemangku agama. Ibadah ini berbeda setiap wilayahnya," tambah Dista. Ia menjelaskan, ibadah dan ritual ini dijalankan atas dasar kepercayaan.

(Baca Juga : 4 Tanda Perempuan Naksir Kamu, Nomor 2 Sering Menatap Intens)

Warga Bali pun lebih banyak yang akhirnya percaya dan menjalankan perintah tersebut. Alasannya sederhana, tidak ada salahnya melakukan itu semua demi kebaikan bersama. Jadi, dengan dijalankannya imbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah, sanksi dari hukum adat, serta adanya imbauan langsung dari pemangku agama, membuat warga Bali tak berani keluar rumah.

"Tiga aturan ini yang kemudian mungkin membuat warga Bali banyak yang tidak keluar rumah dan ini membuat penyebaran virusnya tak semasif wilayah lain. Tapi ini persepsi saya semata, lho," paparnya.

(Baca Juga : Ujicoba Remdesivir Sukses, Vaksin COVID-19 Sudah di Depan Mata)

Masih belum dapat diketahui pasti apa alasan kasus positif COVID-19 di Bali relatif kecil padahal menjadi tempat tinggal banyak warga asing. Namun satu hal yang jelas, menjalankan imbauan dari pemerintah pun dari sumber lain demi kebaikan bersama adalah cara terbaik saat ini. Taat pada aturan tidak susah kok, itu semua tergantung pada diri masing-masing, bukan begitu?

Follow Berita Okezone di Google News

(ful)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini