PANDEMI virus corona (COVID-19) yang terjadi di seluruh dunia tidak bisa dianggap enteng. Berbagai langkah pun diambil untuk menghentikan penyebaran virus tersebut. Sejumlah negara telah menerapkan status lockdown untuk menjaga wilayahnya. Akibat kebijakan ini, telah berdampak terhadap sektor-sektor kehidupan masyarakat.
Selain penerapan status lockdown, negara-negara yang terdampak virus corona juga telah melakukan physical distancing, salah satunya Indonesia. Hal ini merupakan kunci untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona (COVID-19).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya menyebut social distancing namun akhirnya merevisi menjadi physical distancing. Alasan WHO mengganti frasa social distancing dengan physical distancing adalah untuk mengklarifikasi bahwa tetap ada perintah tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran COVID-19.
(Baca Juga : 10 Tanda Anda Mengalami Depresi)
Namun, tidak berarti seseorang dapat memutus kontak dengan orang lain secara sosial. Penggunaan frasa physical distancing diharapkan dapat memperjelas imbauan WHO, yaitu menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakit tidak menyebar.
Kendati demikian, menjaga jarak secara sosial dan isolasi diri bisa terasa sulit. Seperti yang diutarakan Gubernur New York, Andrew Cuomo dalam keterangan harian status COVID-19 di wilayahnya. “Jangan anggap remeh trauma pribadi, dan sulitnya menjalankan isolasi diri. Ini kenyataan, ”kata Cuomo seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (3/4/2020).
"Ini bukan kondisi alami manusia untuk tidak terhibur, punya kedekatan, merasa takut dan tidak bisa merangkul seseorang. Ini semua hal yang tidak wajar dan membingungkan,” sambungnya.
(Baca Juga : 7 Cara Mengatasi Depresi Secara Islam)
Sejumlah ahli bahkan sudah lama mengetahui kesepian atau perasaan terisolasi dapat menyebabkan kecemasan, depresi dan demensia pada orang dewasa. Respons sistem kekebalan tubuh yang melemah, tingginya tingkat obesitas, tekanan darah, penyakit jantung, dan harapan hidup yang lebih pendek juga dapat menjadi faktor berpengaruh.
Sedangkan pada anak-anak yang punya sedikit teman, terintimidasi atau terisolasi di sekolah cenderung mengalami tingkat kecemasan yang tinggi, depresi, dan beberapa kelambanan dalam perkembangan.
Namun pernyataan Gubernur New York, Andrew Cuomo tersebut dibantah oleh Kepala Bagian Psikologi di Rumah Sakit Anak San Antonio, Elena Mikalsen.
Follow Berita Okezone di Google News