Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Cuitan Ridwan Kamil dan Fenomena Baby Boom di Tengah Pandemi Covid-19

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Kamis 18 Juni 2020 13:44 WIB
https: img.okezone.com content 2020 06 18 620 2232198 cuitan-ridwan-kamil-dan-fenomena-baby-boom-di-tengah-pandemi-covid-19-HWglq0s6q7.jpg Ilustrasi. (Freepik)
A A A

DI awal Juni, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat menyinggung warganya terkait dengan angka kehamilan yang meningkat. Sindiran disertai canda tersebut pun sempat viral dan jadi buah bibir netizen.

Dalam keterangannya, Ridwan Kamil menyampaikan saran agar para suami jangan terlalu sering melakukan hubungan suami istri di tengah pandemi Covid-19. Kalimat yang ia gunakan 'Rada diselowkan, jangan digaskeun'.

Baca Juga: 5 Jurus BKKBN Cegah Ledakan Penduduk Pasca-Pandemi COVID-19

hamil

"Negatif Covid-19, tapi positif hamil. Mohon para suami rada diselowkan dulu, jangan digaskeun teuing. Kalau lahir masih saat pandemi Covid-19, nama bayinya kira-kira apa? Nuhun," tulis Ridwan Kamil pada 2 Juni di Instagram pribadinya.

Salah satu wilayah di Jawa Barat yang mengalami peningkatan angka kehamilan adalah Tasikmalaya. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, ada sebanyak 3.219 ibu hamil berdasar pendataan pada Januari hingga Maret 2020. Rinciannya, Januari (1.111), Februari (1.106), dan Maret (1.002).

Follow Berita Okezone di Google News

Belum bisa dipastikan apa alasan angka kehamilan di Tasikmalaya meningkat. Tapi, kalau merujuk pada pernyataan sindiran Ridwan Kamil, rasanya fenomena ini muncul karena pemberlakukan PSBB.

Ya, aturan tersebut mengharuskan semua orang beraktivitas di rumah saja. Hal ini memungkinkan suami dan istri lebih banyak berinteraksi dari biasanya dan sesuai dengan pernyataan Ridwan Kamil, 'Rada diselowkan, jangan digaskeun' ini merujuk pada hubungan suami istri yang semakin aktif.

Merujuk pada data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka pengguna alat kontrasepsi di Jawa Barat memang mengalami penurunan, ini berarti semakin tinggi terjadinya kehamilan.

Baca Juga: Hamil di Tengah Pandemi Covid-19, 4 Artis Ini Buktikan PSBB Bisa Produktif

Pada data kontrasepsi IUD misalnya, data pada Februari memperlihatkan angka pengguna sebanyak 6.507, sedangkan di Maret turun menjadi 5.159.

Lalu, data pengguna implan (6.873 jadi 3.981), pengguna suntik (28.689 jadi 45.387), pengguna pil (20.794 jadi 24.136), pengguna kondom (3.093 jadi 2.833), pengguna MOP (27 jadi 36), dan pengguna MOW (899 jadi 653).

Dikatakan Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) menurunnya pengguna alat kontrasepsi ternyata berkaitan dengan adanya aturan PSBB saat pandemi Covid-19.

"Jadi sangat full kontak atau people to people contact atau person to person. Sehingga ketika ada physical distancing atau social distancing maka jelas akan menurun pelayanan itu," jelasnya seperti dilansir dari situs BKKBN.

Sementara itu, kehamilan yang sudah terjadi di tengah pandemi Covid-19 jangan disesali. Malah, para ibu hamil dan suami mesti lebih berjaga-jaga dalam urusan kesehatan. Sebab, mengabaikan kehamilan dengan alasan apapun akan memberi dampak buruk baik untuk si ibu maupun jabang bayi di dalam perutnya.

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Ridwan Kamil meminta, para ibu hamil untuk tetap menjaga kesehatan dengan aktif memeriksa kandungan ke Puskesmas, Posyandu, maupun dokter.

Pemeriksaan yang tetap dilakukan mesti PSBB memungkinkan bayi tidak lahir stunting. Sebab, si ibu terus memantau perkembangan janin dengan baik.

"Kami mengajak para orangtua, khususnya ibu untuk rutin memantau tumbuh kembang janin dengan memeriksakan ke posyandu sehingga stunting diketahui lebih awal dan segera dilakukan penanganan penghentiannya," katanya.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini